Diusianya senja bapak yang terlihat digambar ini tetap tidak mendapatkan haknya untuk tersenyum pada dunia ini. Diusianya yang tidak lagi muda, beliau harus terus beperang dengan ganasanya kehidupan. Bermandikan keringat setiap hari dengan penghasilan yang tidak seberapa. Semuanya dilakukan demi menghidupi keluarga yang mengaharapkan hasil kerjanya setiap hari.
Begitu lah dunia saat ini. Banyak hal yang mengganjal akal sehat yang terjadi salah satunya bapak tadi. Meski renta dia harus bekerja keras dengan penghasilan yang jauh dari cukup. Disisi lain kota ini terdapat para pemuda yang gagah dan kekar, justru bekerja diruangan yang ber AC, hanya dengan memegang mouse atau ballpoin, celakanya justru mereka yang bekerja dengan segala kenyamanan itu mendapatkan penghasilan yang berpuluh-puluh kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan bapak tersebut. Sungguh aneh bagi ku.
Kejanggalan yang lain lagi misalnya ada sekelompok pemuda yang dengan santai-santainya nongkrong-nongkrong menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Mereka bersenda gurau tanpa makna, sementara ada juga sekelompok orang yang mengharapkan ada tambahan waktu dalam sehari, tidak hanya 24 jam. Tapi lebih dari itu. Semunya terjadi karena kesibukan mereka yang sangat banyak sehingga mereka merasa sehari 24 jam itu tidak cukup.
Yang lebih aneh lagi, ada anak – anak yang orang tuanya berkecukupan justru malas-malasan bahkan tidak mau sekolah atau kuliah, disisi lain banyak anak-anak yang bekerja mati-matian untuk membiayai studinya, huh,,, aneh. Yang paling parah lagi ada orang yang mempunyai kekayan sampai kakulator pun tak mampu menyebutkanya, tapi ada juga orang yang untuk mendapatkan uang untuk makan siang saja harus bekerja memecahkan batu untuk dijual, kalau ia sakit dan tak mampu bekerja, tak makan lah mereka.
Kok bisa seperti itu ya??????????…. ada jurang yang sangat dalam sekali. Apakah tidak mungkin diseimbangkan?. Jadikan semuanya rata-rata. ya… paling tidak walaupun mereka berbeda, perbedaanya tidak mencolok lah gitu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar