Masih segar diingtan kita bagaimana situasi kota Gaza Palsetina saat berada dibawah serangan bangsa israel. seluruh kases pelayanan publik dilumpuhkan. Asap mengepul dimana-mana, listrik padam, sumber-sumber air sulit dicari. Sebagian besar masyarakatnya menderita sehingga berontak. berontak atas kesewenangan para penjajah yang tak punya hati nurani. Dengan segala upaya dan keterbatasan mereka melawan, sampai akhirnya perhatian masyarakat internasional tertuju kepadanya dan berkurang lah kekejaman penjajah tersebut.
selang beberapa waktu berlalu, apakah harena solidaritas, atau memang karena roda kehidupan yang selalu berputar, apa yang dilihat masyarakat kalbar melalui layar kaca kin sedikit-demi segikit dirasakan. Dimana air yg seharusnya mengalir melalui selang-selang yang dibuat dengan uang rakyat semakin sulit didapatkan, keadaan listrik yang semakin memprihatinkan, serta kabut yang selalu mengancam pernafasan menunggu disetiap sudut kota. Sungguh, apa yang dirasakan dipalestina juga dirasakan disini, mereka dijajah, ada yang mengatakan kita kita juga, hanya tentunya dengan cara yang lebih santun. kalau disana yang menjajah Israel dengan Tank, disini yang menjajah temanya Isarael dengan Camry dan Terranonya.
memprihatinkan sejkali, Saat ingin beraktifitas dengan menggunakan tenaga listrik, listriknya padam, saat ingin berktifitas menggunakan air, airnya juag berhebti mengalir. pertanyaanya apakah para pejabat kita juga merasakan hal yang sama? kemana mereka? kok tak terlihat ketika kita membutuhkanya.
Sedih sekali para pendiri kota ini melihat nasib para penerusnya....
melihat kotanya yang tak ubahnya Gazanya Indonesia....
INSIDE OUT - Miss Dini
4 tahun yang lalu