Muhammad Al fatih menjalani hari-hari terakhirnya setelah diracun beliau merasakan akan datangnya sang pemutus kehidupan dunia yaitu ajal kematian akan segera datang. Dia telah banyak melakukan apa yang ia rasa bisa.Dia telah melakukan apa yang ia yakini mesti ia lakukan. Dia telah berkuasa diusia muda karena taqdir Allah SWT maka ketika ajal akan datang ketika ia belum berusia terlalu tua, pada hari itu dirinya merasa layak untuk bicara.
Yang ingin disampaikan oleh Al fatih bukan lah kata-kata biasa akan tetapi sebuah wasiat yang ingin ia sampaikan untuk sang penerus kekuasaan islam. Maka kepada anaknya ia sampaikan wasiat. Kata-kata yang penuh makna itu tetap abadi meskipun Al fatih telah tiada. sebagaimana bukti-bukti sejarah Konstantinopel yang ia taklukkan. Pusat kekuasaan Bizantium yang dirindukan dan diimpikan para penguasa itu telah berada dalam rengkuhan islam. Lahir dengan nama kota yang baru yaitu Istanbul, mengalir pula ke banyak penjuru eropa kedamaian baru sesudah itu.
Kepada anaknya ia berwasiat, dalam rangkaian nasehat yang kekal. seperti kekalnya gelar yang ia rengkuh, sebuah karunia mulia dari janji puji rosululloh SAW. seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, "Konstantinopel akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan."
Tiga puluh satu tahun telah dilaluinya dalam pengabdian, kerja, karya yang luar biasa. Bila kemudian dihari itu ia hendak berbicara atas apa yang telah dilakukannya, maka itu adalah suatu kewajaran. hari itu sebuah wasiat untuk anaknya yang akan melanjutkan kepemimpinannya ia sampaikan.
"Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak khawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang adil, sholih dan penyayang. rentangkan pengayomanmu untuk rakyatmu, tanpa kecuali. Bekerjalah untuk menyebarkan Islam. karena sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa dimuka bumi. Dahulukan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah kau angkat jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agamamu, yang tidak menjauhi dosa besar dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah oleh mu bid'ah yang merusak agama. Jauhi pula mereka yang menggodanya untuk memasukinya. Jagalah setiap jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta dibaitul maal jangan sampai binasa. Jangan sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. berikanlah penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak."
"Ketahuilah sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan ditengah tubuh negara, maka muliakanlah mereka. semangati mereka. bila ada dari mereka yang tinggal dinegeri lain hadirkanlah dan hormatilah mereka. cukupilah keperluan mereka."
"Berhati-hatilah, waspadalah jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara. Jangan sampai engkau jauhkan ahli syariat dari pintumu. jangan sampai engkau cenderung kepada kerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kita, hidayah itulah jalan kita. dan oleh sebab itulah kita dimenangkan."
"Ambillah dariku pelajaran ini. Aku hadir kenegeri ini bagaikan seekor semut yang kecil. Lalu Allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah dijalan yang telah aku lalui. bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara, berfoya-foya dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya. sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran."
Itulah sepenggal wasiat sang penakluk eropa. Beliau selalu bergantung kepada Allah SWT dalam setiap langkahnya. kepentingan agama diatas segalanya. kekuasaan hanya lah sebuah perantara yang menyampaikannya kepada pintu keridloan allah SWT.
INSIDE OUT - Miss Dini
4 tahun yang lalu