Setelah susah payah mencari Mesjid terdekat dari apartemen ku (sperti yang ku jelaskan di post sebelumnya), aku pun bersiap untuk melaksanakan sholat Jumat. Ketika itu ruangan tempat sholat di mesjid itu masih sepi. Hanya ada seorang gadis Arab, putih semampai, serta memakai jeket dan jilbab khas gadis-gadis arab. Ia terlihat sedang khusu’ membaca Al-Qur’anul karim. Setelah melihat sekeliling akupun lang sung melaksanakan sholat tahyattul Masjid. Sebagai catatan sebelum berangkat ke Mesjid aku sudah terlebih dahulu berwudhu. Ini ku lakukan sebagai antisipasi kalau aku tidak dapat menemukan tempat berwudhu di mesjid itu. Dan ternyata dugaan ku benar. Sampai beberapa kali aku sholat dimesjid itu masih tidak ku temukan di mana tempat wudhu itu.
Setelah selesai menunaikan sholat sunnah, akupun melihat jam dinding yang tepampang di dinding depan ruangan itu. Waktu menunjukkan Pukul 12.30 siang. Sesuai dengan info yang ku dapat dari Malek, pemuda 20 an tahun yang tinggal di mesjid ini, sholat jumat dilaksanakan apada pukul 1.15. kalau di bandingkan dengan waktu di Indonesia memang agak waktu pelaksanaan sholat di Amerika agak terlambat. Hal ini karena perputaran bume mengelilingi matahari –ca ile, sok scientific- lebih lama di bandingkan yang terjadi di Indonesia, terlebih di musim panas seperti saat ini. Matahari di musim panas ini mulai tenggelam sekitar pukul 8.30. sehingga wajar saja kalau di Amerika ini di musim panas, jam 8 atau 9 malam itu masih terang benderang. Sehingga Sholat Ashar saja dilaksanakan pada pukul lima sore, magrib dilaksanakan pada pukul 8.30, dan isya pada pukul 10.05. kalau dihari-hari biasa sih perbedaan waktu ini tidak terlalu menjadi masalah. Namun, persoalan akan muncul ketika kita ingin melaksanakan Puasa sunnah, atau juag puasa di bulan ramdhan. Karena waktu yang akan diguanakan untuk berpuasa itu akan lebih lama. Yaitu mulai dari pukul 3.30 shubuh sampai pukul 8.30 malam, jadi waktu yang digunakan itu kurang lebih 17 jam. Huh… benar-benar merupakan sebuah perjuangan yang luar biasa…. Salut untuk muslim amerika. Bersyukurlah bagi yang hidup di Indonesia, karena waktu puasanya lebih pendek. Tapi ya…. Semakin lama puasanya semakin besar juga pahalanya….
Melihat waktu pelaksanaan sholat jumat masih cukup lama, aku pun mulai membaca Al-Qur’an. Seiring waktu berjalan, satu persatu jamaah berdatangan. Kalau dilihat dari wajahnya mereka datang dari berbagai macam Negara yang berbeda, Sebagian besar sepertinya dari India, Kashmir, Pakistan, kemudian banyak juga yang dari arab dan Negara-negara timur tengah, kemudian ada juga yang dari Thailand, china, Palestina, dan Philipina. Semakin lama waktu berjalan, semakinrama juga yang datang. Dari awalnya Cuma aku dan perempuan berwajah timur tengah itu, bertambah menjadi 17, 25, dan akhirnya tak mampu lagi aku menghitungnya. Beraneka ragam penampilan juga yang ada disana, ada yang berjenggot panjang memakai jubah dan peci ala timur tengah, ada yang memakai koko ala China, ada juga yang memakai jas, Ada yang memakai kemeja dan celana jeans, ada yang Cuma memakai kaos oblong lusuh, topi jelek, dan celana jeans ala rocker, itu lah aku hehehe….. awalnya ku kira Cuma aku yang berpakaian tidak teratur seperti itu, namun setelah ku lihat dikejauhan banyak yang lebih parah dari aku. Merek Cuma memakai celan pendek diatas lutut, baju kaos oblong, ada juga yang Cuma memakai celana pendek, pendek sekali diatas lutut, dan memakai topi. Sudah berpakaian gak teratur, mereka gak sholat sunah lagi, rebut, suka gangguin orang yang lagi sholat, tertawa semau-maunya tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang khusu’ berdoa dan membaca Al-Quran disekelilingnya. “huh” gumam ku dalam hati “ternyata aku masih lebih baik dari mereka. Ternyata masih ada yang lebih parah dari ku, walupun mereka Cuma ANAK-ANAK”.
Sebenarnya kalau dibandingkan dengan jamaah sholat jum’at di Indonesia, ada satu hal yang paling menarik disini, yaitu dimana kaum wanita seperti ibu-ibu juga mengikuti sholat jumat. Mereka membawa seluruh anak-anak dan anggota keluarganya.
Setelah sekian lama menunggu sambil lirik kiri lirik kanan tadi, tibalah saatnya waktu sholat. Diawali dengan seorang khatib menaiki mimbar, dan mngucapkan salam. Ketika anda Mendengar kata ‘Khatib’ jangan langsung memikirkan seorang yang memakai jubah putih, pakai songkok, atau memakai kain sarung, atau juga mungkin memakai Jas dan Peci hitam atau putih. Khatip yang bertugas pada hari ini sungguh diluar dugaan ku penampilanya. Ia memakai celana kain berwarna seperti coklat muda, kemudian memakai kaos berkerah lengan pendek berwarna hijau muda. Dengan ujung baju di masukan ke celana. Ia memakai kaca mata, dan memiliki sebuah ballpoint yang disimpan di saku depan bajunya. Dengan beberapa lembar kertas yang ia pegang, ia pun menaiki mimbar. Sunnguh, ketika aku melihatnya aku langsung teringat dengan guru ku di tempat kursus ku. Penampilanya sanagt mirip. Cara dia dia menyampaikan khut bah pun juga tak jauh beda dengang gaya seorang guru yang sedang mengajar murid-muridnya.
Setelah, khtaib naik mimbar dan mengucapkan salam, muadzin pun berdiri. Muadzinya ini juga unik. Ia mungkin seusia ku, namun aku lebih minimalis dari dia heheh…. Ia bekulit putih (sepertinya asli Amerika), bejenggot panjang dan pirang. Ia berdiri untuk mengmandangkan adzan. Nada adzanya sungguh lucu bagi ku, tidak pernah ku dengar sebelumnya nada adzan seperti itu. Adzan ini menjadi semakin lucu bagi ketika mendengar logatnya. Mungkin anda bisa membayangkan, seorang bule dengan logatnya yang dalam, trus tidak bisa menyebut “R” seperti yang kita lakukan. Jadi ketika ia menyebut “Allah hu Akbar” itu. Cuma terdengara seperti ‘ALA HU AKBALRR….” Gt lah kira-kira hehehe…. Sulit juga mau menggambarknya lebih detil.
Setelah kumandang adzan selesai, khatib pun memulai khutbahnya. Diawali dengan Alhamdulilah….. trus ia pun mneyampaikan isinya dalam bahasa inggris… huh… sulit sekali sekali ku fahami…. Bahkan hampir tidak ada. Disela-sela kata-katanya dengan bahasa inggris ia juga menyelitkan ayat-ayat Al-qur’an dan juga Hadits-hadits shahih. Setelah selesai kami pun melaksanakan sholat.
setelah sholat selesai seluruh jamaah menjadikan momen jumat ini untuk memupuk tali silaturahmi sesama muslim. Mereka saling melepas rindu satu sama lain. Maka tidak heran kalau setelah Sholat jum’at selesai, mereka langsung berkumpul, bercengkrama, tertawa bersama di mesjid itu. Mereka berpelukan (sesame jenis) bercerita tentang apa saja yang telah dilakukan selam seminggu, ada juga yang membuat janji untuk bertemu di hari-hari berikutnya. Melihat kondisi itu hati ku menjadi sejuk, dan tidak merasa sendiri lagi.
Yah aku sih Cuma bisa senyum-senyum sendiri melihatnya. Dalam hati ku aku bekata, pingin aku bercengkaram juga dengan mereka, tapi dengan siapa? Tak satu pun orang yang ku kenal disini” mau ngajak kenalan, tapi risi juga karna mereka besar-besar, takut salah omong ntar di gampar… wuih…” aku langsung terkejut dari lamunan ku, dan aku pun bergumam“ ah tidak….tidak… jangan sekarang….tunggu nanti saja kenalanya, pelajari dulu bagaimana sikap mereka terhadap orang mungil seperti ku ini, kemudian kalau emang positif responya, baru kenalan… ambil jalan aman saja….”. Setelah beberapa kali aku sholat dan bertemu dengan mereka baru ku ketahui ternyata walau tubuh mereka besar, tinggi, sangar, seram, hitam, dan bermata tajam, tapi ternyata mereka mempunyai senyum yang sangat manis dan menawan. Cukuplah satu senyum itu saja yang menghapus semua kesan negative yang ada pada diri mereka tadi. Selain itu, mereka juga super duper ramah dengan kita sesame muslim, mereka memanggil ku Lit**** BROTHER…
dan setelah itu saya pun pulang dengan hati puas dan Jiwa yang seperti ter cas kembali ….
INSIDE OUT - Miss Dini
4 tahun yang lalu