pagi itu, tepat tanggal 6 bulan 6 tahun 2010, aku telah bangun sekitar pukul 4.30 untuk melaksanakan sholat shubuh. Setelah melaksanakan sholat karena pagi itu hujan lebat sekali, dan begitu dingin, akhirnya aku memutuskan untuk tidur kembali. aku baru tebangun sekitar pukul 6 pagi. Ketika terbangun aku langsung mengambil Telpon seluler ku untuk mengecek email masuk. Hal ini kulakukan setiap hari karena memang pihak Aminef selaku panitia pelaksana program beasiswa ku ini selalu meng update informasi melalui email. Aku memang dituntut untuk selalu up date informasi, Apa lagi aku direncanakan berangkat tanggal 8 juni, atau dua hari lagi.
Ketika ku buka Email, ku, aku meilhat disana ada 1 pesan masuk, dan tertulis dari ibu Rtana MAnurung, staf aminef yang selalu memberikan info terbaru kepada ku. Ku lihat subjek nya “tiket keberangktan”. Alangkah senangnya hati ku membacanya. Kemudian langsung ku klik tepat di tulisan itu untuk membukanya. Setelah terbuka langkah terkejutnya aku membaca tulisan “ini tiket keberangkatan mu ke Jakarta tanggal 6 Juni”, aku berfikir sejenak sambil mengngat tanggal hari itu, dan….. astagfirullah masyaallah….. aku berteriak “Ha? tanggal 6 itu kan hari ini!”, aku langsung spontan kaget, secara aku kan masih di ketapang, sementara tiketnye menunjukan keberangkatan ku dari Pontianak… trus ada tulisan, “etiket mu ada saya lampirkan bersama email ini” wah aku langsung bergegas menuju motor ku untuk pergi ke warnet untuk mengunduh tiket yang dalam bentuk PDF itu. Mana hari hujan sangat lebat, aku bergegas menuju motor dan mengeluarkanya dari rumah dengan tergesa-gesa, nafas ku ngos – ngosan… wuih…. Kelabakan sekali.
Ketika sedang menaiki motor ku, aku teringat kalau saat itu masih terlalu pagi dan aku tidak yakin aka nada warnet yang buka. Aku berfikir keras sekali, mencari cara untuk mendownload etiket itu. Dan akhirnya aku baru kingat kalau telpon seluler ku bisa dijadikan modem kalau di sambungkan dengan labtop ku. Dan aku pun langsung masuk kembali. Setelah semua terpasang aku pun berhasil membuka tiket itu. Dan alangkah leganya kau ketika membaca tanggal yang tertera di tiket itu, yaitu tanggal 8 juni 2010, berarti masih ada watu 2 hari lagi. “Huh, ternyata bu Ratna salah menginformasikan ku”, gumam ku.
Setelah dua hari, akhirnya tiba juga hari keberangkatan ku. Aku telah berada di Pontianak sehari sebelum hari keberangkatan ku yaitu pada tanggal 7 juni. Aku berangkat dari Pontianak Pukul 11.45 siang. Diperkirakan aku akan sampai di bandara Soekarno Hatta pada pukul 1.15. yah masih ada waktu bagi ku untuk pergi ke kantor aminef untuk mengambil Visa, passport serta uang sakuku. Tepat pukul 10.30 pagi aku pun berangkat menuju bandara. Sesampai disana aku langsung check in. dan disini lah bencana dimulai. pasalnya ketika itu aku meminta bagasi ku di check thru artinya aku minta agar task u di bagasikan sampai ke Miammi air port. Namun si penjaga counter check in itu terlihat bingung, karena dia tidak yakin kalau hal itu bisa dilakukan.
Dia menwarkan untuk mengamil bagasi ku di Narita air port jepang saja, karenba dia ragu apakah bisa langsung ke Miammi. Akhirnya aku menyetujui. Dan tanpa membaca kembali tiket yang telah divcap serta kertas bagasi yang diberikan, aku langsung menuju ke ruang tunggu.
Sesampai diruang tunggu, aku baru mengetahui kalau pesawat garuda yang akan ku tumpangi ternyata delay selama 30 menit. Seteal menuggu sekitar 45 menit akhirnya aku pun berangkat. Sampai di Jakarta sekitar pukul 14.00. tanpa memikirkan bagasi ku, aku pun langsung mencari counter check in penerbangan internasional. Setelah susah payah mencari aku sampai juga, etrnyata ada di lantai 2. Sesampai disana aku langsung check in, dan terjadilah dialog dengan penjaga counter yang super ramah itu
Aku: mau check in mbak.
Dia: Mau kemana bapak?
Aku: (kok bapak sih?) emmm… mau ke US
Dia : Lewat narita?
Aku: iya
. . .
Dia: Ada bagasi?
Aku: iya
Dia: mana?
Aku: kan udah di check thru ke Narita?
Dia: bisa saya liat tiketnya? Emmm…. Wah ini sih harus di ambil di Jakrata pak
Aku: wak?????? Jadi?
Dia ya bapak turun lagi kebawah, trus ambil dan bawa kesini
Oh my God…..
Aku pun turun lagi mencarinya, sampi setengah jam aku berkeliling mencari keberadaan bagasi itu, untung lah ada seorang petugas yang baik hati mengnatar ku. Dan ketemu lah bagasi itu. Setelah semua kuserahkan aku pun langsung menuju ke pintu keluar untuk mencaari Bis menuju kantor aminef. Sebelum meninggalkan counter mbak itu berpesan agar aku harus sudah berada di ruang tunggu paling lama pukul 18.40, sementara ketika itu sudah menujukkan waktu 15.00, yah bergegas aku menvari bis. Awalnya perjalanan lancer, namun beru sekitar 15 menit berjalan, bis kami terjebak macet yang super panjang karena ketiak itu Jakarta dilanda banjir, masayaallah, gelisahnya diri ku, ingin rasanya terbang kalau saja aku punya sayap.
Sampai sekitar 1 jam bis kami masih saja merayap sangat pelan sekali. 10 menit, 15 menit, 25 menit, waktu terasa cepat sekali berlalu, semtara bis tak kunjung bergerak juga, htai k uterus bergetar, aku takut sekali ketinggalan pesawat, karena kalau aku harus membayar sendiri tiket itu, maka aku tak kan mampu, sebagai informasi, tiket dari Pontianak ke Champaign (tempat ku akan tinggal) itu seharga Rp 35 juta an. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 aku semakin gelisah.
Tanpa kusadari ternyata bapak-bapak yang duduk disebelah ku menyadari kegelisahan ku, setekah ku ceritakan semuanya ia pun menyaran kan ku untuk turun saja dari Bis untuk menggunakan taksi atau ojek biar lebih cepat. Setelah ku pikir ternyata benar juga. Akhirnya aku turun, dan langsung mencari taksi (sebenarnya aku lebih suka pakai ojek, namun karna saat itu hujan gerimis maka aku memilih taksi). Ternyata keputusan ku memeilih taksi itu salah total. Dak kami pun juga terjebak di macet yang sama parahnya.
Setelah menuggu dengan sangat gelisahnya, aku pun sampai di aminef tepat pukul 18.15, 30 menit lagi dari waktu aku ahrus sudah berada di ruang tunggu. Aku pun langsung menuju kantor aminef, disana aku menmui Pak Piet sedang menunggu ku (gak enak rasanya membuat beliau menunggu, padahal seharusnya ia sudah pulang karen saat itu bukan jam kantor lagi).
Tanpa panjang lebar, ia pun menyerahkan semua dokumen yang ku perlukan serta memberikan uang saku ku. Kemudian ia pun langsung menyuruh ku berangkat. Menuju ke bandara aku menggunakan taksi yang sama. Aku meminta dia untuk ke bandara seceoat mugnkin, aku minat dalam waktu 30 menit, namun dia tidak menyanggupi, akhirnya ya terserah bapak lah. Pkoknya secepat mungkin. Diperjalanan kami juga masih terjebak macet. Hati ku semakin gelisah, 15 menit sudah berlalu, tapi kami masih saja merayap, kejalan tol pun belum sampai. Hati ku s emakin galau, gelisah, khawatir. Aku takut keberangkatan ku gagal hanya karena terjebak macet. Setelah 20 menit Pak piet kembali menelpon ku. Alangkah senangnya hati ku mendengar apa yang ia katakana.
Pak piet: Dedi udah dimana?
Saya: sebentar lagi mau masuk tol pak
Pak pit: Wah bagus, ded kalau seandainya kamu gak bisa berangkat lagi, ya udah kamu langsung ke hotel sofian aja, trus kamu juga langsung boking tiket untuk besok ya…
Aku: iya pak iya pak. Terimakasih ya pak
Wah lega rasanya karena keberangkatan ku gak bakalan dibatalkan meski pun telat.
Sampai di bandara tepat pukul 19.00, aku langsung menuju counter check in dan menanyakan apakah aku masih bisa berangkat atau tidak. Ternyata masih. Aku pun langsung menuju counter bebas fiscal (kerna kau sudah punya NPWP). Setelah melewati proses imigrasi aku pun langsung menuju ruang tunggu. Disana aku langusng sholat magrib plus Isya. Setelah itu aku langsung menghubungi ayah ku, namun sialnya hp ku ngedrop, dan parahnya lagi aneh bin aneh sekali, HP ku gak mau di cas, padahal biasanya tidak ada masalah.
Hati ku sedih sekali, setelah menyadari kondisi ini. Aku akan berangkat kenegeri yang sangat jauh, dan aku tidak bisa menghubungi orang-orang yang aku cintai. Aku yakin mereka pasti sangat mengkhawatirkan ku…. Hiks hiks….
INSIDE OUT - Miss Dini
4 tahun yang lalu