"Emmm.... What the he**" ungkap ku dalam hati. Seluruh jari ku terus - menerus menggaruk-garuk kulit kepala ku yang sebenarnya tidak gatal-gatal amat. Yah... itulah salah satu kebiasaan ku saat sedang memikirkan sesuatu yang melebihi kemampuan ku untuk menyelesaikanya.
Sofa hijau yang empuk diruang tengah tepat didepan dapur asrama teman ku terasa hangat bahkan panas ku rasakan. Bukan karena ada penghangat ataupun pengaruh gesekan fisika lain yang menyebabkan rasa itu ada, melainkan karena getaran hati dan jiwa ku yang pada saat itu sedang hangat-hangatnya memikirkan kisah kehidupan ku yang penuh tantangan dan sering kali membingunkan.
Tepat didepan ku, duduk seorang teman ku yang selalu ceria dan menghidupkan suasana kapanpun dan dimanapun ia berada bersama kami. Pembawaanya yang ramah, gokil dan sangat menghargai teman membuatnya menjadi salah satu teman terunik yang pernah kumiliki. Satu lagi sifat yang sangat unuik darinya adalah jiwa nasionalisme yang tinggi. Jangan pernah beribicara tentang sikap ataupun mungkin sekedar rencana untuk bersikap dis-nasionalisme didepan teman ku yang satu ini, karena sudah bisa dipastikan untaian kata-kata setengah ceramah dan setengah memarahai akan meluncur dari multunya. Meski terkesan main-main, tapi kata-katanya cukup pedas dan terngiang - ngiang ditelinga. nama teman ku ini adalah Abdul.
Sambil mendengar ocehan Si Abdul ini, terdengar juga suara-suara seperti backsound di sebuah konser, namun sulit dikalsifikasikan apakah suara itu merupakan sebuah lagu atau juga ucapan-ucapan ceramah sekaligus teriakan-terikana merdu. Suara ini terdengar atas hasil resonansi gelombang suara yang bergetar tegak bersambung dari salah satu teman ku yang lain yang juga tidak kalah uniknya, dia sering memanggil dirinya sebagai "the Queen" alias ratu. Teman ku ini sungguh sangat luar biasa, kata-kata bijaknya serta pembawaanya yang mengayomi membuat banyak teman-temannya termasuk aku merasa memiliki seorang sahabat merangkap guru dalam menjalani kehidupan di negeri orang ini. Kalau berbicara masalah canda-tawa, teman ku ini ahlinya. Seberapapun teman-teman bercanda denganya, tak pernah sekalipun ia naik pitam, yang ada justru tersenyum simpul sambil dikulum-kulum dan kemudian ditelan bagai gumpalan tanpa bekas hingga tetes terakhir. Itu lah "the queen" the common sister of all children from different father and mother.
Ehmm... sambil mendengarkan lagu-lagu penuh makna dari dewa 19, fikiran ku terus menerawang. memikirkan cerita hidup yang tak selalu sejalan dengan skenario pilihan ku. Ingin ku revisi semua hal nyata yang ada saat ini menjadi sebuah terobosan skenario ilusi yang tak pernah menghadirkan pertentangan antara Ingin ku dan kenyataan yang ada. "Ah..." fikir ku lagi "mana mungkin itu terjadi, karena hidup ini adalah pilihan dan tantangan; setiap pilihan akan hadir bersama konsekuansinya, dan setiap perjuangan tak kan terpisahkan dengan segala perjuanganya. Meratap bukanlah jalan, namun bergerak akan mengantarkan pada kemajuan".
ketika sedang asyik menguntai kata-kata menjadi kata penyemangat diri, aku terkejut dan membuyarkan khayalan ku ketika teman ku yang satunya lagi yang juga sangat ku hargai menyapa ku dan mencoba mentransfer ujaranya dari akustik proses menjadi pesan-pesan phonetik yang dapat ku fahami. Setlah melewati decoding process dan tercerna di otakku, dapat ku fahami ternyata ia mengirimkan pesan seperti ini: "Ded, minjam labtopnya dong!!!". setelah memahami apa maunya, reflek ku pinjamkan saja labtop ku itu. Ketika ia sedang membuka-buka labtop ku, aku melihatnya sekilas. Dan ketika aku melihatnya difikiran ku muncul segala sifatnya yang membuatku bangga memiliki tema seperti dia. Pembawaanya yang tenang namun baik ini membuat ia disebut salah satu temanya sebagai refleksi dari pepatah yang mengatkan 'air tenang itu menghanyutkan". Selain itu, salah satu teman ku yang lain lagi sempat mengatakan kalau teman ku ini sebagai makanan, maka ia adalah makanan yang rasanya "sweet and sour" atau "Asem manis" gitu lah. Wajar saja kalau dikatakan begitu, karena meski terlihat cuek dan acuh tak acuh, namun ia adalah seorang yang cerdas, bersemangat dan peduli pada teman-temanya. Satu hal yang membuat ku tak kan melupakanya, yaitu dia yang mengajari ku cara mengoperasikan kamera DSLR ku secara elegan dan berbangga hati...Ia adalah "Mr. XX", (tebak sendiri...).
Setelah beberapa menit ditangaya, akhirnya labtop ku "berhasil ku rebut lagi"...
Akupun langsung membuka salah satu Sub folder yang bertuliskan "Kerrie Park". didalam folder itu terdapat foto-foto terbaru ku yang baru saja ku ambil bersama teman-teman di Kerrie Park sesuai dengan nama foldernya. Kerrie Park adalah sebuah taman di salah satu dataran tinggi di kota Seattle, Washington State. Taman ini tidaklah luas. Namun yang membuatnya spesial adalah pemandangan yang bisa dilihat dari taman ini. Kombinasi landscape Laut dan jantung Kota Seattle terpampang jelas disini. Keindahannya juga menjadi terasa lengkap dengan adanya Space Needle yang gagah berdiri. Space needle adalah salah satu menara Landmark-nya kota Seattle.
Mulai dari foto pertama..kedua..ketiga... gambar-gambar itu ku teliti dengan baik. bukan hanya untuk melihat fose-fose semi-narsis setiap orang yang ada didalamnya, namun juga melihat keseimbangan percampuran antara Aperture, ISO dan juga Shutter speed yang ada didalam setting kamera ku. Ya.. hitung-hitung mengevaluasi perkembangan kemampuan ku dalam mengoperasikan kamera ku, serta untuk mempraktekkan pelajaran fotogrifku yang ku pelajari dari Mr. xx tersebut.
Ketika sedang asyik melihat-lihat foto itu, aku terhenti tepat pada sebuah foto yang didalamnya ada seorang teman ku yang lain. Ia sering dipanggi Miss. Ambassador. Pengalamanya yang cukup banyak dalam dunia modeling membuatnya tidak canggung bergaya setiap kali "dijepret". Tidak perlu di komando untuk membuatnya bergaya didepan kamera, cukup dengan menekan tombol "on" pada kamera, maka ia akan secara otomatis bergaya dengan sempurna. bahkan terkadang ia sudah siap dengan gaya-gaya khas seorang model jauh sebelum kamera di hidupkan.... (Peace Chris!!! hahahah...)...
Meski terlihat begitu aktif dan sibuk namun ia cukup perhatian terhadap teman, bahkan terkadang kemampuanya untuk memahami seorang teman sungguh sangat mengagumkan*.... (*Implied meaning applied)
Miss.Ambassador yang menurut temanku terlihat sangat berwibawa ketika memakai baju batik warna cokelat ini sebenarnya berparas tidak terlalu dibawah rata-rata...namun sayang seringkali gagal dalam menggaet hati kaum pria...(kasian ya...makanya jangan sering-sering mandi....)
Setelah beberapa menit mengamati setiap foto itu, mata ku sudah mulai terasa pedas dan berair tanda kelelahan. Akhirnya aku memutuskan untuk mencicipi Pisang goreng dan Bakwan sayur yang dihidangkan didepan ku. Sebenarnya merasa lapar bukanlah alasan utama aku memaknya, namun alasan terpenting adalah untuk menghidari "amukan" sang Queen yang akan merasa tidak dihargai kerjanya jika aku tidak memakan masakanya... (Peace mbak hehehe....) "tapi bakwanya segar kok mbak" -kadir: Seattle 16 Jan 2011-
Yea inilah kebersamaan yang menyenangkan dinegeri orang. Setelah beberapa jam jalan-jalan menyusuri seluk beluk jalan dari Lynnwood ke Seattle, dan kembali lagi ke Lynwood, kami memutuskan untuk membuat makanan tersebut, termasuk juga Bubur Kacang hijau yang rasanya -Menurut kadir- segar, namun akan lebih enak kalau dibuat lebih matang lagi...
Begitulah hari-hari kami lalui selama disini, jalan-jalan bersama, bercanda lepas, tertawa, dan terkadang saling menguatkan dan berbagi. Salah bicara, atau juga mungkin salah tindakan tak pernah menjadi rasa penghuni hati, karena kentalnya ikatan pertemanan mencairkan setiap masalah dan ketersinggungan yang hadir diantara kami.
Huh... sayang ini hari terakhir ku bersama mereka, andai saja bisa lebih lama, pasti akan ada cerita lain yang lebih manis yang bisa kita ukir bersama, untuk kita kenang kelak ketika kita telah benar-benar tepisah oleh jarak dan waktu.
Untuk teman-teman, ini ada sebuah pesan dari ku untuk pertemanan kita:
///// Untuk Sahabat /////
Saat Bersama kalaian adalah saat dimana aku tersenyum,
Jika suatu saat kalain berasa berat untuk tersenyum,
panggillah aku. Aku tidak menjanjikan kalian akan tyersenyum,
Tapi paling tidak aku bisa duduk tanpa senyum bersama kalian.
Jika suatu saat kalian menangis,
panggillah aku. Aku tidak akan menjanjikan kalian akan berhenti menangis,
tetapi paling tidak aku bisa menangis bersama kalian.
Jika Suatu saat kalain merasa suntuk dan ingin berlari,
panggillah aku. Aku tidak akan menjanjikan kalian berhenti berlari.
tapi paling tidak aku bisa berlari bersama kalian.
Jika suatu saat kalian merasa perlu berbicara pada seseorang atas keresahan kalian,
panggillah aku. Kalian akan temukan aku menjadi pendengar yang sabar dan setia.
Namun,,, jika suatu saat kalian memanggil ku dan tidak mendapatkan jawaban,
maka datanglah pada ku, karena mungkin aku sedang membutuhkan kalian untuk menguatkan ku.
4.24 am, January 17 2011. Lynnwood Washington
Kemudian, disamping
INSIDE OUT - Miss Dini
4 tahun yang lalu