Welcome!!! Awak Datang Kamek sambot!!!

Rabu, 14 Juli 2010

Sholat jumat pertama di Urbana, The Land Of Lincoln

2 comments
Setelah susah payah mencari Mesjid terdekat dari apartemen ku (sperti yang ku jelaskan di post sebelumnya), aku pun bersiap untuk melaksanakan sholat Jumat. Ketika itu ruangan tempat sholat di mesjid itu masih sepi. Hanya ada seorang gadis Arab, putih semampai, serta memakai jeket dan jilbab khas gadis-gadis arab. Ia terlihat sedang khusu’ membaca Al-Qur’anul karim. Setelah melihat sekeliling akupun lang sung melaksanakan sholat tahyattul Masjid. Sebagai catatan sebelum berangkat ke Mesjid aku sudah terlebih dahulu berwudhu. Ini ku lakukan sebagai antisipasi kalau aku tidak dapat menemukan tempat berwudhu di mesjid itu. Dan ternyata dugaan ku benar. Sampai beberapa kali aku sholat dimesjid itu masih tidak ku temukan di mana tempat wudhu itu.
Setelah selesai menunaikan sholat sunnah, akupun melihat jam dinding yang tepampang di dinding depan ruangan itu. Waktu menunjukkan Pukul 12.30 siang. Sesuai dengan info yang ku dapat dari Malek, pemuda 20 an tahun yang tinggal di mesjid ini, sholat jumat dilaksanakan apada pukul 1.15. kalau di bandingkan dengan waktu di Indonesia memang agak waktu pelaksanaan sholat di Amerika agak terlambat. Hal ini karena perputaran bume mengelilingi matahari –ca ile, sok scientific- lebih lama di bandingkan yang terjadi di Indonesia, terlebih di musim panas seperti saat ini. Matahari di musim panas ini mulai tenggelam sekitar pukul 8.30. sehingga wajar saja kalau di Amerika ini di musim panas, jam 8 atau 9 malam itu masih terang benderang. Sehingga Sholat Ashar saja dilaksanakan pada pukul lima sore, magrib dilaksanakan pada pukul 8.30, dan isya pada pukul 10.05. kalau dihari-hari biasa sih perbedaan waktu ini tidak terlalu menjadi masalah. Namun, persoalan akan muncul ketika kita ingin melaksanakan Puasa sunnah, atau juag puasa di bulan ramdhan. Karena waktu yang akan diguanakan untuk berpuasa itu akan lebih lama. Yaitu mulai dari pukul 3.30 shubuh sampai pukul 8.30 malam, jadi waktu yang digunakan itu kurang lebih 17 jam. Huh… benar-benar merupakan sebuah perjuangan yang luar biasa…. Salut untuk muslim amerika. Bersyukurlah bagi yang hidup di Indonesia, karena waktu puasanya lebih pendek. Tapi ya…. Semakin lama puasanya semakin besar juga pahalanya….
Melihat waktu pelaksanaan sholat jumat masih cukup lama, aku pun mulai membaca Al-Qur’an. Seiring waktu berjalan, satu persatu jamaah berdatangan. Kalau dilihat dari wajahnya mereka datang dari berbagai macam Negara yang berbeda, Sebagian besar sepertinya dari India, Kashmir, Pakistan, kemudian banyak juga yang dari arab dan Negara-negara timur tengah, kemudian ada juga yang dari Thailand, china, Palestina, dan Philipina. Semakin lama waktu berjalan, semakinrama juga yang datang. Dari awalnya Cuma aku dan perempuan berwajah timur tengah itu, bertambah menjadi 17, 25, dan akhirnya tak mampu lagi aku menghitungnya. Beraneka ragam penampilan juga yang ada disana, ada yang berjenggot panjang memakai jubah dan peci ala timur tengah, ada yang memakai koko ala China, ada juga yang memakai jas, Ada yang memakai kemeja dan celana jeans, ada yang Cuma memakai kaos oblong lusuh, topi jelek, dan celana jeans ala rocker, itu lah aku hehehe….. awalnya ku kira Cuma aku yang berpakaian tidak teratur seperti itu, namun setelah ku lihat dikejauhan banyak yang lebih parah dari aku. Merek Cuma memakai celan pendek diatas lutut, baju kaos oblong, ada juga yang Cuma memakai celana pendek, pendek sekali diatas lutut, dan memakai topi. Sudah berpakaian gak teratur, mereka gak sholat sunah lagi, rebut, suka gangguin orang yang lagi sholat, tertawa semau-maunya tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang khusu’ berdoa dan membaca Al-Quran disekelilingnya. “huh” gumam ku dalam hati “ternyata aku masih lebih baik dari mereka. Ternyata masih ada yang lebih parah dari ku, walupun mereka Cuma ANAK-ANAK”.
Sebenarnya kalau dibandingkan dengan jamaah sholat jum’at di Indonesia, ada satu hal yang paling menarik disini, yaitu dimana kaum wanita seperti ibu-ibu juga mengikuti sholat jumat. Mereka membawa seluruh anak-anak dan anggota keluarganya.
Setelah sekian lama menunggu sambil lirik kiri lirik kanan tadi, tibalah saatnya waktu sholat. Diawali dengan seorang khatib menaiki mimbar, dan mngucapkan salam. Ketika anda Mendengar kata ‘Khatib’ jangan langsung memikirkan seorang yang memakai jubah putih, pakai songkok, atau memakai kain sarung, atau juga mungkin memakai Jas dan Peci hitam atau putih. Khatip yang bertugas pada hari ini sungguh diluar dugaan ku penampilanya. Ia memakai celana kain berwarna seperti coklat muda, kemudian memakai kaos berkerah lengan pendek berwarna hijau muda. Dengan ujung baju di masukan ke celana. Ia memakai kaca mata, dan memiliki sebuah ballpoint yang disimpan di saku depan bajunya. Dengan beberapa lembar kertas yang ia pegang, ia pun menaiki mimbar. Sunnguh, ketika aku melihatnya aku langsung teringat dengan guru ku di tempat kursus ku. Penampilanya sanagt mirip. Cara dia dia menyampaikan khut bah pun juga tak jauh beda dengang gaya seorang guru yang sedang mengajar murid-muridnya.
Setelah, khtaib naik mimbar dan mengucapkan salam, muadzin pun berdiri. Muadzinya ini juga unik. Ia mungkin seusia ku, namun aku lebih minimalis dari dia heheh…. Ia bekulit putih (sepertinya asli Amerika), bejenggot panjang dan pirang. Ia berdiri untuk mengmandangkan adzan. Nada adzanya sungguh lucu bagi ku, tidak pernah ku dengar sebelumnya nada adzan seperti itu. Adzan ini menjadi semakin lucu bagi ketika mendengar logatnya. Mungkin anda bisa membayangkan, seorang bule dengan logatnya yang dalam, trus tidak bisa menyebut “R” seperti yang kita lakukan. Jadi ketika ia menyebut “Allah hu Akbar” itu. Cuma terdengara seperti ‘ALA HU AKBALRR….” Gt lah kira-kira hehehe…. Sulit juga mau menggambarknya lebih detil.
Setelah kumandang adzan selesai, khatib pun memulai khutbahnya. Diawali dengan Alhamdulilah….. trus ia pun mneyampaikan isinya dalam bahasa inggris… huh… sulit sekali sekali ku fahami…. Bahkan hampir tidak ada. Disela-sela kata-katanya dengan bahasa inggris ia juga menyelitkan ayat-ayat Al-qur’an dan juga Hadits-hadits shahih. Setelah selesai kami pun melaksanakan sholat.
setelah sholat selesai seluruh jamaah menjadikan momen jumat ini untuk memupuk tali silaturahmi sesama muslim. Mereka saling melepas rindu satu sama lain. Maka tidak heran kalau setelah Sholat jum’at selesai, mereka langsung berkumpul, bercengkrama, tertawa bersama di mesjid itu. Mereka berpelukan (sesame jenis) bercerita tentang apa saja yang telah dilakukan selam seminggu, ada juga yang membuat janji untuk bertemu di hari-hari berikutnya. Melihat kondisi itu hati ku menjadi sejuk, dan tidak merasa sendiri lagi.
Yah aku sih Cuma bisa senyum-senyum sendiri melihatnya. Dalam hati ku aku bekata, pingin aku bercengkaram juga dengan mereka, tapi dengan siapa? Tak satu pun orang yang ku kenal disini” mau ngajak kenalan, tapi risi juga karna mereka besar-besar, takut salah omong ntar di gampar… wuih…” aku langsung terkejut dari lamunan ku, dan aku pun bergumam“ ah tidak….tidak… jangan sekarang….tunggu nanti saja kenalanya, pelajari dulu bagaimana sikap mereka terhadap orang mungil seperti ku ini, kemudian kalau emang positif responya, baru kenalan… ambil jalan aman saja….”. Setelah beberapa kali aku sholat dan bertemu dengan mereka baru ku ketahui ternyata walau tubuh mereka besar, tinggi, sangar, seram, hitam, dan bermata tajam, tapi ternyata mereka mempunyai senyum yang sangat manis dan menawan. Cukuplah satu senyum itu saja yang menghapus semua kesan negative yang ada pada diri mereka tadi. Selain itu, mereka juga super duper ramah dengan kita sesame muslim, mereka memanggil ku Lit**** BROTHER…
dan setelah itu saya pun pulang dengan hati puas dan Jiwa yang seperti ter cas kembali ….

Selasa, 13 Juli 2010

Ruang kelas, apa Kulkas?

2 comments
Pagi itu hari kedua aku Di negeri paman sam.Setelah puas beristirahat sehari sebelumnya, tibalah saatnya bagi kami untuk mengikuti Compass Test. Test ini merupakan test yang diwajibkan pihak kampus kepada setiap mahasisawa yang akan menempuh pendidikan di kampus ini. Tes ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan bahasa inggris setiap calon mahasiswanya.

Tes ku dilaksanakan pada pukul 9. Pagi itu aku bangun awal sekali, setelah sholat shubuh, aku tidak tidur lagi. Karena aku harus berangkat 1 jam lebih awal. Ini ku lakukan karena untuk sampai ke kampus aku harus menggunakan bis yang memakan waktu selama kurang lebih 30 menit. Belum lagi ditambah waktu untuk berjalan kakai menuju halte bis. Tidak terlalu jauh sih, sekitar 7 sampai 10 menit jalan kaki, namun yang membuat pening pala tu di salah satu rumah yang ku lewati selama jalan kaki itu ada seekor anjing yang setiap pagi menggonggong ku. Anjing itu selalu mengikuti selama aku melewati rumah tersebut.

Setelah sampai di halte bis, aku juga harus menunggu dua sampai tiga menitan. Untungnya system transportasi disni sangat baik dan terjadwal. Jarang sekali bis-bis itu telat lebih dari 10 menit dari jadwal yang telah ditentukan.

Sampai dikampus, aku dan teman-teman langsung mencari ruangan tes tersebut. Karena banyaknya ruangan yang ada, serta banyaknya lorong-lorong yang ada, aku sangat kebingungan untuk mencari. Akhirnya aku menuju ke ruang security untuk bertanya. Dengan bahasa inggris seadanya aku mencoba menanyakan, dengan sangat ramah ia pun menjelaskan. Yah walah tidak sepenuhnya aku memahami instruksi si Polisi itu karena bicaranya cepat sekali, tapi aku mendapatkan gambaran yang cukup tentang ruangan itu yang ternyata berada di lantai 2.

Sesampainya di ruangan yang dicari-cari aku pun langsung menuju seorang staf administrasi. Setelah menjelaskan maksdu dan tujuan ku. Ia pun meminta ku menunjukkan kartu mahasiswa. Setelah itu ia meminta HP ku, katanya aku tidak diperkenankan membawa HP ke dalam ruangan tes. Setelah ku serahkan HP ku, kemudian ia menyerahkan sebuah kunci, sambil mengatakan sesuatu dalam bahasa inggris denga sangat cepat, wuih… aku kagak ngerti….. then aku Tanya lagi… ‘Pardon me please!’…. ia pun menjelaskan dengan lebih pelan, dan akhirnya ku fahami ternyata kunci itu adalah kunci locker untuk menyimpan tas dan semua barang-barang yang ku bawa.


Setelah menyimpan tas ku, ia menyuruhku masuk keruangan tes yang penuh dengan meja dan kursi lengkap dengan perangkat komputernya. Aku pun duduk di salah satu kursinya. Setelah sekitar 1 menit aku duduk, aku merasakan seluruh tubuh ku mengigil. Mulut ku bergetar hebat… ujungkaki ku terasa keram… huh ruangan itu luar biasa dinginya. Aku ketika itu hanya memakai baju kaos lengan pendek. Hal itu membuat seluruh persendian ku terasa nyeri. Kulit ku terasa ngilu sampai menembus tulang. Aku benar-benar tersiksa oleh dingin itu. Namun anehnya, disamping ku ada seorang teman yang berasal dari Brazil, ia tidak merasakan apa yang ku rasakan. Malah ia tertawa ketika ku katakan kalau aku sedang kedinginan hebat, huh aneh sekali orang itu fikir ku.

Kalau saja tes itu bisa ditunda, pasti aku sudah menundanya. Namun saying itu tidak bisa ku lakukan. Akhirnya dengan sedikit asa ku yang tersisa aku berusaha untuk mengerjakan tes yang berbasis computer itu. Setelah ku klik pada tombol start, muncul instruksi, setalh ku ikuti akhirnya aku pun sampai ke tes bagian pertama, tesnya ternyata jauh lebih mudah dari yang ku bayangkan. Meski dengan tubuh mengigil dan mata yang kedap kedip aku pun berhasil melalui bagian pertama. Sekarang masuk ke bagian kedua, Grammar, mata ku semakin sulit untuk di buka, otak ku semakin terasa beku, namun aku terus berusaha untuk mengerjakan.

Yah karena soalnya mudah-mudah aku pun bisa menyelsaikannya. Namun ketika aku meng klik bagian ketika sekaligus terakhir, aku melihat soal-soal reading dengan text yang begitu panjang. Huh aku tidak sanggup lagi untuk berfikir, kulit ku terasa di cabik-cabik, tulang ku ngilu, darah ku terasa beku, otak ku terasa seperti es… aku benar – benar tidak sanggup lagi untuk membaca teks-teks itu. Akhirnya aku pasrah saja. Aku tidak lagi membaca teks nya, tapi langsung menjawab setiap soal yang ada dengan bim salabim ,,,,

Setelah selesai, aku pun langsung mengklik tombol finish. setelah ku klik, printer yang ada di dekat pintu ruangan itu pun langsung berbunyi seperti sedang mengeprin sesuatu. Setelah ku lihat ternyata itu adalah skor ku. Untunglah, meski dengan keadaan yang sangat dingin itu, aku masih mendapatkan skor yang sangat memuaskan. Setelah mengambil seluruh barang ku. Aku pun langsung keluar mencari sinar matahari utnuk menghangatkan tubuh ku. Yah walaupun tidak sehangat di Indonesia, namun cukuplah untuk membantu ku merasa lebih nyaman dan tidak kedinginan lagi….

Rumah Allah di Negeri Paman Sam

0 comments
Setelah lebih dari seminggu aku di Amerika, tibalah saatnya hari jumat. Yah sebagai lelaki sejati aku diwajibkan untuk melaksanakan sholat jumat di mesjid. Ketika itu aku tidak tau dimana mesjid berada. Setelah berfikir sejenak, akupun dapat ide untuk mencari di google. Setelah ku ketik ‘Mosque uraban Illinois’, aku pun menemukan lokasinya. Ternyata tidak terlalu jauh. Mesjid itu berada di jalan yang sama dengan tempat apartemen ku berada, yaitu di Lncoln Avenue. Sekitar 1-1,5 kilometer. Di web itu ku lihat jadwal jumatan dilaksanakan pada jam 1.30pm. karena ini adalah kali pertama aku kesana, maka aku berangkat lebih awal. Tepat pukul 11 aku pun berangkat, dengan menggunakan sandal jepit, celan jeans, kacamata hitam n topi serta tas ransel aku pun berangkat jalan kaki.

Cuaca cukup panas, meski tak sepanas di Indonesia, membuat mata ku berair. Untunglah ketika itu aku memakai kaca mata hitam ku. Angin berhembus kencang serta membawa aroma kaporet dari perusahaan pengolahan air di dekat apartemen ku membuat hidung ku pedas dan mengeluarkan cairan.

Aku terus berjalan menyusuri pinggiran jalan Lincoln Avenue sambil terus melihat peta yang kudapat sehari sebelumnya. Persimpangan demi persimpangan kulalui, pertama aku melewati persimpangan Sunset and Lincoln, Fairview ave dan Lincoln ave, kemudian University Ave, Church Ave, Park ave, main street, dan akhirnya setelah berjalan sekitar 30 menit sampai juga dijalan tempat mesjid itu berada, yaitu Springfield ave. Aku pun langsung membayangkan sebuah mesjid yang megah dengan menara yang menjulang tinggi sarta memiliki halaman yang luas. Aku pun juga membayangkan sebuah mesjid dengan dinding marmer dan di kelilingi sebuah halaman yang bersih seperti halnya rumah ibadah lain yang Nampak rapi dan sangat terawat.

Akupun terus menyusuri jalan itu. Sambil melihat ke kiri dan kekanan untuk mencari Mesjid. Sudah berkeliling-keliling aku mencari, namun tetap tak ku temukan. Aku sangat kepanasan dan kehausan. Sempat terbesit difikiran ku utnuk pulang saja, namun untunglah malaikat didalam hati ku masih lebih kuat dari syeiton. Dalam hati aku bergumam ’aku tidak boleh pulang sampai aku menemukankan mesjid yang telah ku rindukan itu. Akhirnya tak mampu lagi menahan lelah kaki ku yang semakin terasa pegal, aku pun berhenti didedepan sebuah bangunan besar dan tua, catnya sangat kusam, halaman antara pagar dan pintunya sekitar satu meter dipenuhi dengan potongan rumput. Pintunya tertutup rapat, seakan tak berpenghuni. Tak ada seorangpun disitu. Dalam hati aku bergumam “ih ternyata di Amerika ada juga ya bangunan yang tidak terurus, padahal kan berada di Jalan utama di kota Urbana ini?”. Akupun duduk sejenak didepan pagarnya untuk mengumpulkan energy serta untuk melihat kembali peta yang ku bawa. Didalam peta itu aku kembali melihat lokasi mesjid yang seharusnya berada tidak jauh di tempat ku berada. Aku melihat disekeliling ku. Namun tidak juga ku temui.
Akhirnya aku berfikir untuk pergi kesebrang jalan saja. Dari tempat ku duduk ku lihat disebrang jalan itu ada bangunan-bangunan megah, sepertinya bangunan itu adalah apartemen. Diantara bangunan-bangunan itu terdapat sebuah jalan kecil. Jalan itu lah yang ku masuki. Ternyata dibelakang bangunan itu adalah komplek perkantoran University of Illinois.
Aku terus berjalan untuk mencari mesjid itu. Namun tetap tak kujung kutemui. Sementara hari semakin panas. Aku melihat kembali peta yang kubawa. Dan disitu terlihat jelas lokasinya tidak lah jauh dari lokasi ku berisitirahat tadi, dan aku telah berjalan terlalu jauh. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ketempat aku beristirahat tadi untuk mencari lebih detil. Dan ketika aku berada di sebrang jalan bangunan tempat aku duduk tadi aku melihat ternyata didekat pintu masuknya ada sebuah papan nama, dan setelah ku lihat dengan lebih teliti aku pun dapat membaca tulisanya. Urbana Mosque And Islamic centre.
Subhanallah… hati ku bercampur aduk. Senang dan sedih bercampur. Senang karena akhirnya aku bisa menemukan mesjid yang kucari-cari itu. Sedih karena terntata bangunan yang ku lihat tidak terurus tadi adalah mesjid, Rumah Allah. Rumah Allah dinegeri Paman Sam.

Aku pun memasuki pagar besi yang tak dikunci itu. Kulihat lantai terasnya terbuat dari semen kasar, tidak berporselin. Kulihat dikiri dan kanan ku, sepertinya baru saja ada yang memotong rumput, namun potongan-potongan rumputnya tidak dibersihkan sehingga beserakan dihalaman dan diteras. Aku duduk sejenak dengan hati sedih dan terharu melihat kondisinya.
Sambil duduk aku melihat disekeliling ku untuk mecari sapu, atau apalah yang bisa ku gunakan untuk membersihkan potongan-potongan rumput itu. Beberapa kali aku melihat disamping ku, tak juga ku temukan. Akhirnya aku menggunakan peta yang ku miliki untuk membersihkan rumput-rumput itu. Walau tidak maksimal bersihnya, namun hasilnya juga tidak terlalu menyedihkan, karena peta yang kumiliki itu terbuat dari kertas tebal, jadi cukup mampu untuk membantu ku mengumpulkan potongan-potongan rumput tersebut.

Setelah kurasa cukup bersih, aku pun mecoba membuka pintu mesjid itu. Namun pintu itu terkunci. Aku coba mengteuk tak ada yang membuka. Aku mengucapkan salam, juga tidak ada yang mejawab. Akhirnya aku mencoba berjalan untuk melihat disekliling. Ternyata disisi kiri bangunan itu ada sebuah jalan semen kecil menuju kebelakang. Setelah ku telusri ternyata jalan itu membimbing ku menuju pintu masuk mesjid itu yang berada dibelakang. Ku ketuk pintunya, tak ada yang menjawab. Ku coba membukanya, ternyata tak di kunci. Aku pun memberanikan diri untuk masuk. Setelah kubuka pintunya kulihat ruangan seperti lorong yang remang-remang. Tepat didepan ku sekitar 1,5 meter ada 1 pintu lagi. Disisi kiri ku ada rak sepatu, dan tepat disamping rak sepatu itu ada sebuah pintu lagi. Setelah berfikir sejenak aku memutuskan untuk menuju pintu yang berada didepan ku. Sedikit demi sedikit aku memberanikan diri untuk melangkah sambil mengucapkan salam. Ketika aku mengucapkan salam sambil berjalan menuju pintu kedua di dalam ruangan itu tiba-tiba ada seseorang menjawab salam ku. Aku pun langusng bertanya; “may I come in?”. ia menjawab: “Yes please”. Aku pun masuk dan kulihat ruang itu penuh dengan buku-buku islam. Dan ternyata ruangan itu adalah perpustakaan. Disana aku melihat seorang lelaki kulit hitam yang menjawab salam ku tadi. Ia berusia sekitar 20 an tahun. Setelah berkenalan, ternyata ia bernama Malek. Ia tinggal dimesjid itu. Setelah berbincang-bincang sebentar, aku pun menuju ruangan tempat sholat yang ternyata pintu masuknya adalah pintu yang berada di samping rak sepatu itu. Ruangan itu lumayan besar dan megah serta rapid an bersih, sungguh kontras sekali dengan kondisi di luar bangunana yang kuliah tadi. Aku sempat bertanya-tanya didalam hati mengapa mereka tidak membersihkan bagian luar mesjid seperti halnya bagian dalamnya tersebut.
Selain bersih dan rapi, ruangan itu juga didesain kedap suara, entah apa maksudnya dan tujuanya, aku juga tidak mengerti. Diruangan itu sangat sepi, hanya ada seorang permpuan yang mungkin asal timur tengah yang sedang ber I’tikaf. Kemudian aku pun langsung sholat sunnah dan membaca Al-qur’an sambil menunggu masuknya waktu sholat jum’at.