Welcome!!! Awak Datang Kamek sambot!!!

Selasa, 13 Juli 2010

Ruang kelas, apa Kulkas?


Pagi itu hari kedua aku Di negeri paman sam.Setelah puas beristirahat sehari sebelumnya, tibalah saatnya bagi kami untuk mengikuti Compass Test. Test ini merupakan test yang diwajibkan pihak kampus kepada setiap mahasisawa yang akan menempuh pendidikan di kampus ini. Tes ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan bahasa inggris setiap calon mahasiswanya.

Tes ku dilaksanakan pada pukul 9. Pagi itu aku bangun awal sekali, setelah sholat shubuh, aku tidak tidur lagi. Karena aku harus berangkat 1 jam lebih awal. Ini ku lakukan karena untuk sampai ke kampus aku harus menggunakan bis yang memakan waktu selama kurang lebih 30 menit. Belum lagi ditambah waktu untuk berjalan kakai menuju halte bis. Tidak terlalu jauh sih, sekitar 7 sampai 10 menit jalan kaki, namun yang membuat pening pala tu di salah satu rumah yang ku lewati selama jalan kaki itu ada seekor anjing yang setiap pagi menggonggong ku. Anjing itu selalu mengikuti selama aku melewati rumah tersebut.

Setelah sampai di halte bis, aku juga harus menunggu dua sampai tiga menitan. Untungnya system transportasi disni sangat baik dan terjadwal. Jarang sekali bis-bis itu telat lebih dari 10 menit dari jadwal yang telah ditentukan.

Sampai dikampus, aku dan teman-teman langsung mencari ruangan tes tersebut. Karena banyaknya ruangan yang ada, serta banyaknya lorong-lorong yang ada, aku sangat kebingungan untuk mencari. Akhirnya aku menuju ke ruang security untuk bertanya. Dengan bahasa inggris seadanya aku mencoba menanyakan, dengan sangat ramah ia pun menjelaskan. Yah walah tidak sepenuhnya aku memahami instruksi si Polisi itu karena bicaranya cepat sekali, tapi aku mendapatkan gambaran yang cukup tentang ruangan itu yang ternyata berada di lantai 2.

Sesampainya di ruangan yang dicari-cari aku pun langsung menuju seorang staf administrasi. Setelah menjelaskan maksdu dan tujuan ku. Ia pun meminta ku menunjukkan kartu mahasiswa. Setelah itu ia meminta HP ku, katanya aku tidak diperkenankan membawa HP ke dalam ruangan tes. Setelah ku serahkan HP ku, kemudian ia menyerahkan sebuah kunci, sambil mengatakan sesuatu dalam bahasa inggris denga sangat cepat, wuih… aku kagak ngerti….. then aku Tanya lagi… ‘Pardon me please!’…. ia pun menjelaskan dengan lebih pelan, dan akhirnya ku fahami ternyata kunci itu adalah kunci locker untuk menyimpan tas dan semua barang-barang yang ku bawa.


Setelah menyimpan tas ku, ia menyuruhku masuk keruangan tes yang penuh dengan meja dan kursi lengkap dengan perangkat komputernya. Aku pun duduk di salah satu kursinya. Setelah sekitar 1 menit aku duduk, aku merasakan seluruh tubuh ku mengigil. Mulut ku bergetar hebat… ujungkaki ku terasa keram… huh ruangan itu luar biasa dinginya. Aku ketika itu hanya memakai baju kaos lengan pendek. Hal itu membuat seluruh persendian ku terasa nyeri. Kulit ku terasa ngilu sampai menembus tulang. Aku benar-benar tersiksa oleh dingin itu. Namun anehnya, disamping ku ada seorang teman yang berasal dari Brazil, ia tidak merasakan apa yang ku rasakan. Malah ia tertawa ketika ku katakan kalau aku sedang kedinginan hebat, huh aneh sekali orang itu fikir ku.

Kalau saja tes itu bisa ditunda, pasti aku sudah menundanya. Namun saying itu tidak bisa ku lakukan. Akhirnya dengan sedikit asa ku yang tersisa aku berusaha untuk mengerjakan tes yang berbasis computer itu. Setelah ku klik pada tombol start, muncul instruksi, setalh ku ikuti akhirnya aku pun sampai ke tes bagian pertama, tesnya ternyata jauh lebih mudah dari yang ku bayangkan. Meski dengan tubuh mengigil dan mata yang kedap kedip aku pun berhasil melalui bagian pertama. Sekarang masuk ke bagian kedua, Grammar, mata ku semakin sulit untuk di buka, otak ku semakin terasa beku, namun aku terus berusaha untuk mengerjakan.

Yah karena soalnya mudah-mudah aku pun bisa menyelsaikannya. Namun ketika aku meng klik bagian ketika sekaligus terakhir, aku melihat soal-soal reading dengan text yang begitu panjang. Huh aku tidak sanggup lagi untuk berfikir, kulit ku terasa di cabik-cabik, tulang ku ngilu, darah ku terasa beku, otak ku terasa seperti es… aku benar – benar tidak sanggup lagi untuk membaca teks-teks itu. Akhirnya aku pasrah saja. Aku tidak lagi membaca teks nya, tapi langsung menjawab setiap soal yang ada dengan bim salabim ,,,,

Setelah selesai, aku pun langsung mengklik tombol finish. setelah ku klik, printer yang ada di dekat pintu ruangan itu pun langsung berbunyi seperti sedang mengeprin sesuatu. Setelah ku lihat ternyata itu adalah skor ku. Untunglah, meski dengan keadaan yang sangat dingin itu, aku masih mendapatkan skor yang sangat memuaskan. Setelah mengambil seluruh barang ku. Aku pun langsung keluar mencari sinar matahari utnuk menghangatkan tubuh ku. Yah walaupun tidak sehangat di Indonesia, namun cukuplah untuk membantu ku merasa lebih nyaman dan tidak kedinginan lagi….

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Ded, tesnya nggak susah ya? ada Math nggak?

Dedi Hersan mengatakan...

Alhamdulilah gampang kok.... jauh lebih mudah dari TOEFL